Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh
Latar belakang keberhasilan Usmani dalam berbagai ekspansinya dapat dipilah kedalam dua faktor, yakni Ektern dan Intern. Faktor Ektern adalah keadaan sosial politik masyarakat dan militer bangsa yang ditaklukkan. Sedangkan faktor intern adalah disamping keadaan sosial politik masyarakat dan militer Usmani, juga letak geografis kerajaan itu.
Faktor ekstern mudahnya ekspansi tentara Usmani kedaerah muslimin secara umum karena kelemahan penguasa setempat. Mesir dan Syiria, Dinasti Mamalik yang menguasainya dalam keadaan lemah karena pertentangan didalam, Hal ini terbukti dari kekalahan dinasti itu melawan serangan Portugis dilaut merah dan perairan Hindia. Hampir sama keadaannya, penguasa Islam di Afrika justru mengundang militer Usmani untuk membantu mereka dalam menghadapi tentara spanyol yang sering mengganggu.
Faktor intern adalah berupa kondisi bangsa Turki dan posisi geografis kerajaan Turki. Hasan al Nadwi menyebut bahwa mereka adalah bangsa yang dinamis dan memiliki semangat juang yang tinggi. Mereka tidak memiliki penyakit moral yang telah meruntuhkan umat Islam didunia Timur. Apa yang dikemukakan oleh Al Nadwi ini tentu tepat jika dilihat pada masa kejayaan Usmani dan akan berbeda halnya jika
dilihat pada masa kemundurannya. Semangat juang bangsa Turki tidak lepas dari kehidupan keagamaan. Steverianus, sejarawan Eropa, justru melihat bahwa agama ini sebagai faktor penentu kemajuan Turki. Menurutnya, sekiranya bukan karena kebesaran Islam dan semangat Jihad yang ditanamkan dihati orang-orang Turki Usmani dan sultan-sultan sesudahnya tidak akan pernah meraih kemenangan.
Selain faktor yang telah disebutkan posisi geografis Dinasti Turki Usmani juga turut mendukung untuk menjadi sebuah kerajaan besar ia menempati wilayah yang sangat strategis dalam peta dunia. Mereka berada diwilayah Balkan, tempat yang ketika itu sangat tepat untuk untuk mengawasi perkembangan Asia dan Eropa. Ibu kota mereka Istambul berada diantara laut Hitam dan Laut Putih (laut tengah) yang langsung berhubungan dengan daratan Asia dan Eropa. Tempat ini sangat tepat bagi sebuah negara yang menguasai tiga benua Asia, Afrika dan Eropa. Napoleon pernah mengatakan, seandainya seluruh dunia menjadi satu negara, pasti Konstatinopel menjadi kota yang paling baik sebagai ibukotanya.
Faktor penting dari mudahnya ekspansi pasukan Islam kedaerah Afrika adalah keadaan lemah yang telah dialami oleh Byzantium disebabkan perang yang berkepanjangan dengan Persia dimasa lampau. Juga dari segi keagamaan, orang-orang afrika utara terdapat pertentangan dengan faham resmi yang dianut kerajaan.
Sedangkan Islam datang kedaerah-daerah itu dengan tidak memaksa rakyat untuk merobah agamanya dan kemudian masuk Islam, sebab dalam al-Quran memang ditegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam soal agama. Yang diwajibkan bagi umat Islam ialah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia dan selanjutnya terserah kepada yang bersangkutan untuk masuk Islam atau tidak. Sejarah memang membuktikan bahwa rakyat daerah-daerah yang dikuasai Islam seperti Mesir dan Syria dan lain-lain tidak dipaksa masuk Islam. Mereka tetap dalam agama mereka masing-masing, tetapi diharuskan membayar semacam pajak yang disebut Jizyah (pajak Kepala) sebagai pengganti kewajiban bela negara. Sedangkan jika mereka masuk Islam, mereka hanya dikena zakat bagi yang mampu, tetapi disertai kewajiban bela negara. Karena itu, Islam datang kedaerah-daerah itu tidak mendapat tantangan dari rakyat, bahkan kadang-kadang mendapat bantuan. Sebagai umpama dapat disebut uskup Damaskus yang menolong khalid ibn Walid untuk memasuki kota Damaskus. Demikian pula Patriarch Nlesir menolong tentara Islam dalam mematahkan kekuasaan Byzantium didaerah tersebut. Oleh karna itu, bangsa sami di Syria dan Palestina dari Bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dan pada bangsa Eropa Byzantium yang memerintah mereka.
Pesan Moral: Semangat juang bangsa Turki tidak lepas dari kehidupan keagamaan. Untuk mencapai sebuah tujuan , haruslas mempunya semangat dan tekad yang kuat. Sekiranya bukan karena kebesaran Islam dan semangat Jihad yang ditanamkan dihati orang-orang Turki Usmani dan sultan-sultan sesudahnya tidak akan pernah meraih kemenangan.
Penulis : Ustadzah Tri Fajarani, S.Pd.I