Jika nilainya kurang memuaskan, jangan langsung memarahi Si Kecil ya Moms

Bila diperhatikan, banyak orang tua yang gagal paham tentang rapor anak. Mereka masih melihat deretan angka di rapor anak sebagai ukuran kecerdasan serta keberhasilan pendidikan anak.

Orang tua yang memiliki sudut pandang ini cenderung menuntut anak mendapatkan nilai bagus, bagaimanapun caranya. Padahal menurut para pakar pendidikan anak, rapor anak sesungguhnya perlu dilihat sebagai bahan evaluasi kemampuan anak, terutama pada tingkat sekolah dasar.

Bila memang begitu, lalu bagaimana cara menyikapi rapor anak dengan bijak ya, Moms?

Nah, tidak ada salahnya kalau Moms mencoba beberapa opsi yang diambil dari Stanfordchildrens.org berikut agar anak terus semangat belajar di sekolah.

1. Fokus Pada Kelebihan, Bukan Kekurangan

Bila biasanya Moms hanya melihat deretan nilai saat menerima rapor anak, coba mulai alihkan fokus pada kelebihan yang ditunjukkan di dalamnya. Yang harus diingat adalah bahwa anak masih dalam tahap perkembangan fisik dan kognitif.

Kekurangan juga tentu harus diperbaiki dengan komunikasi yang tepat, seperti memberikan semangat positif dan optimisme yang membuatnya terpacu untuk belajar lebih baik.

Nah, berikut adalah contoh kalimat untuk menyikapi rapor anak dengan bijak:

  • Ganti pujian untuk nilai bagus dengan kalimat “Hebat! Strategi belajar dan ketekunanmu berhasil ya.”
  • Ganti ungkapan kecewa untuk nilai jelek dengan kalimat “Yuk, kita susun rencana belajar supaya nilaimu bisa lebih baik.”

2. Diskusi, Bukan Ceramah

Sudah bukan rahasia kalau sebagian besar orang tua langsung memberikan ceramah atau memarahi anak saat nilai rapornya jelek ya, Moms? Sudah bisa dibayangkan bagaimana tertekannya anak mendengarkan apa yang dikatakan orang tua.

Padahal ada cara yang lebih efektif dan produktif untuk meningkatkan hasil belajar anak, yaitu berdiskusi mengenai pandangan anak tentang faktor yang membuatnya sulit belajar dengan baik dan mencari solusinya bersama.

Sebagai contoh, Moms bisa mengawali diskusi dengan mengatakan, “Wah, nilai matematika dan IPA kamu bagus! Tapi Moms sedikit kecewa melihat nilai yang lainnya. Menurutmu, apa yang berbeda dari mata pelajaran tersebut?”

3. Pikirkan Proses, Bukan Kesempurnaan

Kemampuan dan kecepatan belajar setiap anak itu beragam, sehingga hasil nilai di rapor anak bergantung pada penguasaan, pemahaman, dan proses pembelajaran anak saat itu.

Jadi sebelum Moms memarahi Si Kecil karena nilai di rapornya tidak sempurna, lihat dulu proses apa saja yang sudah dilakukannya dibalik nilai tersebut. Apakah nilai tersebut sudah sebanding dengan usahanya atau belum?

Kalau Si Kecil terlihat sudah berusaha keras namun hasilnya masih kurang baik, Moms bisa mencoba berkonsultasi tentang strategi belajar pada gurunya.

Sedangkan bila Si Kecil terlihat belum memberikan usaha terbaiknya, Moms bisa memberi konsekuensi dengan mengatakan, “Nilai yang kamu dapat di rapor sekarang memang tidak bisa diubah, tapi kamu bisa mengubah sikap dan cara belajar. Jadi mulai sekarang kamu baru boleh menggunakan handphone kalau PR sudah selesai dikerjakan dan diperiksa.”

4. Berikan Solusi, Bukan Emosi

4 cara bersikap dengan bijak saat menerima rapor 4

Ini dia Moms, hal terpenting yang harus dilakukan orang tua dalam menyikapi rapor anak. Fokus pada solusi akan membantu anak berkembang dan menemukan cara untuk memotivasi dirinya sendiri.

Bila hanya menyalahkan dan tidak mau mendengarkan, orang tua tidak akan pernah tahu kalau anak sulit belajar karena faktor gangguan belajar, kondisi sekolah, metode mengajar guru, situasi kelas, kelelahan, beban pelajaran, dan sebagainya.

Coba dengarkan dengan penuh perhatian apa yang menjadi hambatan belajar anak. Bila karena peralatan sekolah kurang memadai, coba lengkapi. Bila karena kelelahan akibat jadwal ekstrakurikuler terlalu banyak, coba kurangi.

Hari pembagian rapor anak seharusnya bisa menjadi momen untuk evaluasi pendidikan anak, bukan penghakiman apalagi penghukuman.

Sedikit mengubah pola pikir dan cara berkomunikasi Moms saat menerima rapor akan mendorong anak lebih terbuka tentang kendala yang dialaminya dalam belajar.

Percayalah Moms, anak juga akan lebih termotivasi belajar melalui diskusi yang positif.

Sumber

https://www.orami.co.id/